Hmmm, Cinta dan Jatuh Cinta. (yang lagi jatuh cinta lambaikan tangan #ehh). Sepertinya kata-kata tersebut sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Tapi temen-temen tau ga sih kalau cinta itu bukan sesuatu yang abstrak? Temen-temen tau ga kalau Fenomena Jatuh Cinta itu bisa dijelaskan secara ilmiah dan sains? Ternyata jatuh cinta itu Alamiah dan Ilmiah lho. Bisa dijelaskan secara gamblang dengan ilmu pengetahuan. Dan ternyata oh ternyata Jatuh cinta itu berkaitan erat dengan proses Biologis dan Kimiawi yang ada di dalam tubuh kita. Jadi apakah jatuh cinta itu reaksi kimia??? Cekidoootttt guys…!!!!
Jatuh Cinta merupakan proses biologis dan reaksi kimiawi dalam tubuh manusia. Perpaduan reaksi-reaksi kimia dari hormon-hormon dalam sel-sel tubuh ini menghasilkan reaksi dan perasaan yang disebut dengan : Cinta.
Rasa jatuh cinta biasanya dimulai oleh rasa ketertarikan antar lawan jenis. Apasih yang bisa bikin rasa tertarik itu muncul? Pada dasarnya kita (manusia) masing-masing memiliki feromon. Feromon adalah zat kimia yang diproduksi oleh tubuh yang dapat menarik seseorang (diproduksi juga oleh ngengat betina dan dapat menarik ngengat jantan). Feromon hanya dapat dicium dan ditangkap oleh Veromonasalorgan (VNO) yang terdapat di daerah hidung yang seribu kali lebih peka dari organ penciuman biasa dan dapat mendeteksi 30 pikogram feromon. Nah setelah VNO mencium feomon ini maka rasa suka kita terhadap si empunya feromon muncul. Mulailah diproduksi hormon seratonin yang membuat kita senang dan bahagia jika bertemu dengan orang tersebut. Kemudian diproduksi lagi hormon Oksitosin yang membuat kita makin nyaman dan selalu ingin bersama dia. (#eeaaaa)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Profesor Ortigue juga mengungkapkan ketika seseorang jatuh cinta 12 wilayah otak bekerja secara bersamaan untuk melepas euforia-inducing bagan kimia seperti dopamin, adrenalin, oksitosin dan vasopressin. Perasaan cinta juga mempengaruhi fungsi kognitif, seperti representasi mental, metafora dan citra tubuh. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa otak dan hati memiliki hubungan yang erat dalam jatuh cinta, terkait karena konsep yang rumit cinta dibentuk oleh proses bottom-up dan top-down dari otak ke jantung dan sebaliknya. Misalnya, aktivasi di beberapa bagian otak dapat menimbulkan rangsangan ke jantung, dan rangsangan "butterllies" dalam perut. Beberapa gejala kita kadang-kadang merasa sebagai manifestasi dari hati kadang-kadang bisa datang dari otak. Semuanya sangat rumit. (Hmm, ga salah ya kalau banyak orang bilang cinta itu rumit. Hehehe…)
Sama kayak proses kimiawi dan biologis lain di dalam tubuh, jatuh cinta juga ada tahapan-tahapannya lho…. Meski cinta itu datang melalui indera seperti mata, hidung, dan kulit, tetapi tidak langsung turun ke hati. (Jadi pepatah yang selama ini bilang cinta itu datang dari mata turun ke hati, saya nyatakan hoax..)
Ada beberapa jenis senyawa kimia (hormon) yang mengalir dalam tubuh orang yang sedang jatuh cinta. Ketika dua orang saling bertatapan, bersentuhan kulit, atau mencium bau wewangian, hal tersebut akan merangsang produksi senyawa kimia yang mengalir begitu cepat dari otak ke seluruh sel saraf tubuh. Ada empat tahapan proses kimiawi dan biologis yang terjadi pada tubuh seseorang ketika sedang jatuh cinta.
Pertama, tahap terkesan.
Tahap ini terjadi ketika terjadi kontak indera antara dua orang, seperti bertatapan, bersentuhan, atau mencium bau wewangian. Kontak indera tersebut bisa membuat kita terkesan mungkin dengan penampilan fisik, sikap, atau aura seseorang.
Kedua, tahap bahagia.
Ketika seseorang terkesan dengan orang lain, otaknya akan terangsang sehingga menghasilkan senyawa-senyawa amfetamin. Senyawa-senyawa tersebut menyebar ke seluruh tubuh dan membangkitkan gairah cinta. Gairah cinta inilah yang membuat orang tersebut merasa bahagia dan gembira, bahkan bisa menyebabkan euforia (rasa gembira yang berlebihan). Jadi, jangan heran jika melihat orang yang sedang jatuh cinta sering tertawa dan senyum-senyum sendiri. (Gila sama jatuh cinta beda tipis ya.. #ehh)
Tahap pertama dan kedua terjadi begitu cepat sehingga seseorang bisa saja jatuh cinta dalam waktu kurang dari seperlima detik. Fenomena ini lebih dikenal dengan istilah cinta pada pandangan pertama. Ketika perasan cinta muncul, tubuh akan memproduksi hormone dopamine yang bisa membuat kita ketagihan untuk selalu bertemu dengan orang yang disukai.
Ketiga, tahap pengikatan.
Tubuh orang yang sedang jatuh cinta juga menghasilkan hormone endorphine. Endorphine akan menimbulkan perasaan damai, aman, dan tentram ketika berada di sisi sang pujaan hati. Semakin sering bertemu, senyawa endorphinepun semakin banyak disekresikan. Itulah sebabnya hubungan jarak jauh sangat sulit untuk dipertahankan karena tubuh hampir tidak menghasilkan hormoneendorphine. (untuk yang LDR sabar ya *pukpuk*)
Keempat, tahap persekutuan kimiawi.
Pada tahap ini, tubuh akan memproduksi hormone vasopressin dan oxytocineyang menyebabkan sepasang kekasih semakin rukun dan intim. Senyawa ini bisa membuat sel saraf semakin peka sehingga membangkitkan perasaan nikmat ketika sedang bercinta. Oleh karena itu, pikiran dua orang yang sedang jatuh cinta terikat sangat kuat, meskipun keduanya memiliki latar belakang kepribadian yang berbeda. Selain hormon-hormon yang telah disebutkan di atas, masih ada tiga jenis hormon yang biasa diproduksi tubuh ketika kita jatuh cinta, yaitu fenylethilamin, adrenalin, dan feromon. Ketiganya bisa bekerja kapan saja, tergantung pada situasi dan kondisi kita.
Bagaimana perasaan Anda ketika mendengar pujian atau rayuan dari sang kekasih? Biasanya pernafasan menjadi lebih cepat, keluar keringat, dan seolah-olah melayang tinggi ke awan. Gejala tersebut muncul sebagai akibat dari produksi hormone fenylethilamin. Jika Anda merasakan gejala yang sama, artinya hormone fenylethilamin Anda masih diproduksi dan berfungsi dengan baik. Fenylethilamin biasanya berpasangan dengan adrenalin. Hormon adrenalin bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan karena memperlambat kerja organ pencernaan. Itulah sebabnya mengapa orang yang sedang jatuh cinta tingkat tinggi malas makan.
Zat kimia yang juga berperan penting menghubungkan dua insan yang sedang keasmaraan adalah feromon. Sumber feromon berada di daerah ketiak sehingga bercampur dengan keringat. Namun, feromon akan menguap ke udara dan terpisah dengan keringat. Zat kimia ini hanya bisa tercium oleh vomeronasalorgan(VNO), yaitu organ pada lubang hidung yang memiliki kepekaan seribu kali lipat dari organ penciuman biasa. VNO mampu mendeteksi 30 pikogram feromon. Hormon feromon yang tercium oleh VNO mampu mempengaruhi detak jantung, pernafasan, suhu tubuh, kondisi psikologis, dan kelenjar hormon. Tidak mengherankan jika orang yang jatuh cinta sering tersipu malu, wajah memerah, tangan berkeringat, dan salah tingkah. Kontak tubuh sangat diperlukan dalam rangka pemindahan bau feromon. Karena itu, seorang wanita biasanya lebih suka didekap sehingga hidungnya lebih dekat pada ketiak kekasihnya. (asal ga burket aja sih, wkwkwkwk)
Jadi, perasaan cinta yang sering kita rasakan serta gejala-gejalanya bukanlah misteri, melainkan proses alamiah yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Ketika Anda sering tertawa sendiri bahkan mengalami euforia, ketika dalam pikiran Anda selalu terbayang-bayang wajah seseorang, ketika Anda merasa senang saat dekat dengannya dan gelisah saat jauh darinya, dan ketika Anda seolah-olah melayang ke udara saat mendengar pujian darinya, maka janganlah heran dengan itu, karena itulah cinta.
Nah, agak rumit juga ya? Hehehe… Walaupun cinta itu seolah-olah benda abstrak yang hanya dapat dirasakan kehadirannya ternyata cinta juga merupakan sesuatu yang bisa ditelaah dan dipelajari serta dijelaskan secara ilmiah. Ehmmm, jadi buat para pencari cinta (para jomblo yang di-PHP) yang reaksi cintanya berjalan lambat, sebaiknya perlu ditambah katalis nih biar proses kimiawi dan biologis dari cinta bisa secepat kereta ekspress. Hehehehe…
Semoga bermanfaat, Happy Blogging :)
http://www.poztmo.com/2011/10/jatuh-cinta.html#sthash.oEkEzAnh.dpuf
0 comments:
Post a Comment