Pemilu baru saja berlalu, sudahkah anda menggunakan
hak pilih anda? Sudahkah anda memilih wakil rakyat yang akan memperjuangkan
aspirasi anda di kursi parlemen? Pemilihan Umum, setelah mendengar ini mungkin
kita (terutama anak muda) akan berpikir keras, Caleg mana yang harus saya
pilih? Partai mana yang harus saya pilih? Yap,
dilema semacam ini hampir selalu dirasakan masyarakat saat akan melakukan
pemungutan suara. Saat pemilu tiba, caleg bertebaran ibarat jamur di musim
hujan. Entah mana yang bisa dipercaya, entah mana yang akan menepati janji, dan
entah caleg mana yang hanya umbar janji manis. Berbagai kebimbangan ini sering
memicu kita untuk mencari jalan pintas, yaitu tidak lain dan tidak bukan adalah
GOLPUT. Golput menjadi fenomena yang semakin tahun semakin meningkat jumlahnya.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
masyarakat golput semakin banyak? Mari kita ulas bersama-sama.
Golput alias golongan putih diidentifikasikan
sebagai golongan yang tidak ikut berpartisipasi dalam pemilu alias tidak ikut
memilih. Entah dari mana datangnya istilah Golput ini, yang jelas istilah ini
sudah meresap dan sudah beredar luas di masyarakat. Lantas apakah golput dapat
menyelesaikan permasalahan bangsa? Ada beberapa hal yang perlu kita cermati
lebih dalam lagi tentang golput. Golput atau tidaknya masyarakat, tidak akan
mengurangi anggaran biaya yang dikeluarkan dalam sebuah proses pemilihan baik
pilkada atau pemilu. Hal ini justru akan membuat biaya yang dikeluarkan negara
menjadi mubazir, terutama biaya pengadaan sarana dan prasarananya. Kemudian
semakin banyak golput akan membuat hasil pemilihan semakin tidak akurat dan
memperbesar peluang diadakannya pemilihan ulang. Artinya akan diperlukan biaya
tambahan yang cukup besar untuk mengadakan pemilihan ulang. Biaya yang
seharusnya bisa dialokasikan untuk membantu rakyat miskin baik untuk biaya
pendidikan dan kesehatan akan habis digunakan untuk membiayai sebuah pemilihan
ulang.
Banyak orang yang berpendapat tentang golput, ada
yang biasa saja, ada yang menganggap golput adalah tindak pidana, dan ada juga
yang menganggap golput itu sebagai model politik yang perlu dijaga dan
dipelihara keberadaannya. Orang-orang yang lebih memilih menjadi golongan putih
ini tentu saja memiliki berbagai argumen yang beralasan. Para Golongan putih
ini bisa timbul juga pasti ada sebab dan asal muasalnya, baik itu dari pihak
pribadi maupun dari segi caleg dan pemerintah. Setelah dihimpun dari beberapa
sumber, berikut beberapa alasan kenapa masyarakat lebih memilih menjadi
golongan putih:
Ingin bersikap netral dan tidak
ingin memihak siapapun
Saat tidak ada partai atau
calon pemimpin yang sesuai dengan ideologi dan cita-cita mereka, saat partai
dan calon pemimpin tak bisa lagi dipercaya, untuk apa dipaksakan untuk memilih?
Kalau toh tetap memaksakan untuk memilih, mungkin kami bisa mencoba metode
‘hitung kancing’ dan metode ‘tutup mata’ saat berada dalam bilik coblos.
Kejadian seperti ini sangat sering terjadi, masuk ke dalam bilik, buka surat
suara dan tengterenggg bingung harus
pilih yang mana -_-
Tidak terdaftar dalam DPT
(Daftar Pemilih Tetap)
Tidak diundang untuk memilih, pemilu merupakan pesta demokrasi untuk
rakyat, bukankah hukumnya haram pergi ke pesta jika tidak di undang? Yap ini menjadi alasan bagi beberapa
orang untuk menjadi Golput, karena pada kenyataannya masih banyak masyarakat
yang belum terdaftar pada DPT.
Pemimpin banyak yang korup
Mungkin ini menjadi alasan yang sangat kuat untuk menjadi seorang
golput. Pada saat kampanye semua caleg berlomba-lomba mengeluarkan visi dan
misi, menebar janji-janji, berorasi meyakinkan publik. Namun pada kenyataan
jika sudah menjabat tidak sedikit yang menyia-nyiakan kepercayaan dari rakyat,
janji tidak terbukti malah lebih banyak korupsi dan makan uang rakyat.
Tidak tertarik dengan politik
Politik erat kaitannya dengan kekuasaan, intrik, uang, jabatan, dan
berbagai hal lainnya. Banyak orang yang memilih untuk tidak ikut campur dengan
hal-hal seperti itu. Memilih pejabat yang nantinya tidak bisa dipercaya atau
mengusung partai yang hanya menebar janji belaka tidak akan membuat hidup kita
menjadi lebih baik.
Banyak urusan saat pencoblosan
Masalah ini sangatlah teknis, bias saja hari pemilu bertepatan dengan
kegiatan yang sama sekali tidak bias kita tinggalkan. Hal ini juga pernah saya
alami, terkendala dengan jarak. Saya menempuh pendidikan di luar pulau
kelahiran. Saat pemilu tiba saya harus pulang kekampung halaman untuk melakukan
pencoblosan, sedangkan keesokan harinya ada kuliah yang sama sekali tidak bisa
saya tinggalkan. Nah otomatis disini saya lebih mementingkan kuliah saya
ketimbang pulang untuk nyoblos.
Tidak bisa membaca
Nah ini merupakan
permasalahan yang sangat klasik di Negara kita. Angka buta aksara di Negara
kita masih tinggi, terutama para orang tua yang kebanyakan pada jaman dahulu
tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Bagaimana mau nyoblos kalo mereka
sendiri tidak bisa membaca nama caleg dan partai yang akan mereka pilih.
Sangat banyak
alasan yang ada di masyarakat untuk Golput, Namun apakah golput bisa
menyelesaikan semua permasalahan di negeri kita ini? Apakah dengan golput, kita
akan mendapatkan pemimpin yang baik, dan apakah dengan golput Indonesia bias
berbenah diri?
Pemilu bukanlah
sulap dan bukanlah sebuah keajaiban. Hari ini pemilu dan besok semuanya
tiba-tiba membaik. Semua itu adalah proses untuk menjadi lebih baik, Jadi
jangan GOLPUT. Politik erat kaitannya dengan kekuasaan, dan kebijakan yang akan
menentukan seperti apa bangsa ini ke depan. Jika negara ini amburadul di masa
yang akan datang, maka yang pertama kali “bertanggung jawab” adalah partai yang
mengusung dan rakyat yang memilihnya. Suara golput memudahkan para politisi
busuk untuk melenggang menjadi wakil rakyat. Jadi, jangan GOLPUT. Salurkan
suara Anda untuk mereka yang masih baik. Tidak menemukan calon yang sesuai, di
jaman internet ini, jauh lebih mudah bagi masyarakat untuk mengenali calon
wakil dan parpolnya. Amati, kenali dan pelajari. Pemimpin adalah pilihan kita,
jadi kita sendiri yang menentukan orang seperti apa yang akan memimpin Negara
kita, jadi jangan GOLPUT.
Memang banyak kasus pejabat yang korupsi tapi masih
ada orang baik dan parpol baik di luar sana, jadi jangan sia-siakan hak suara
anda dan salurkan aspirasi anda. Politik itu kotor, bukan politiknya yang
kotor, tetapi bisa jadi politisinya yang masih bermain kotor. Ini yang harus
terus dibenahi. Dan pemilu adalah kesempatan terbaik. Jadi, jangan GOLPUT.
Masih banyak di luar sana yang menerapkan politik secara santun, tenang, dan
ceria. Temukan dan temuilah mereka. Yuk, kita nikmati pesta demokrasi. Memang
pemilu tidak akan merubah segalanya. Namun, tanpa pemilu, segalanya tidak akan
mulai berubah. Salurkan suara kita kepada orang/ parpol yang paling tepat.
Semoga negeri ini akan semakin baik di masa yang akan datang.
Sumber:
http://aceh.tribunnews.com/2014/03/15/mengapa-golput
http://rahard.wordpress.com/2014/04/03/mengapa-golput/
http://politik.kompasiana.com/2013/01/16/siapa-yang-golput-dan-alasan-utama-golput-dan-jawabannya--525084.html
http://hans-david.blogspot.com/2013/11/kenapa-menjadi-golput-adalah-pilihan.html
0 comments:
Post a Comment