Hallo
sobat, setelah lama menghilang tanpa jejak saya kembali untuk menceritakan sebuah
cerita yang akan membuat sobat sekalian bercerita kepada teman-teman dan orang
disekeliling anda bahwa cerita ini adalah sebuah cerita yang patut diceritakan.
Hahahaha #apasih
Yap daripada makin ngelantur saya langsung masuk ke pokok pembicaraan. Jadi ceritanya begini, kemarin sekitar jam 2 subuh (maklum mahasiswa, kalo ga ngalong ga keren) saya berhasil menyelesaikan sebuah mandat besar dari dosen (sebut saja itu tugas). Berhubung badan sudah lelah maksimal dan mata sudah 5 watt saya bergegas menuju tempat tidur. Tanpa basa basi saya segera terlelap, setelah tertidur beberapa saat saya tiba-tiba terbangun. Tapi ini bukan bangun tidur yang biasa, saya sadar, saya bangun, mata saya terbuka tapi badan saya tidak bisa bergerak sama sekali seperti diikat, seperti ada yang memegang badan saya dengan erat. Saya mencoba berteriak tapi hasilnya nihil, mulut tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Saya berusaha sekuat tenaga untuk menggerakkan badan tapi sekali lagi hasilnya nihil. Mencoba menggerakkan jari kaki dan tangan tapi sekali lagi dan lagi hasilnya nihil, badan seolah lumpuh total. Percaya atau ga percaya rasanya itu ga enak banget. Setelah lelah berusaha menggerakkan badan dan berteriak akhirnya saya berhasil sadar 100% dengan sendirinya. Saya segera bangun, ada perasaan takut untuk tidur kembali. Namun rasa takut itu dikalahkan oleh rasa kantuk yang luar biasa. Akhirnya saya tertidur kembali dan syukurnya saya tidak mengalami kejadian itu lagi. Paginya setelah bangun saya bercerita pada teman-teman saya tentang kejadian agak horor yang saya alami ketika tidur. Mereka berkata saya kena tindihan, Suatu kejadian yang lebih mengarah ke magis, seperti gangguan makhluk halus yang duduk diatas badan saya sehingga saya tidak bisa bergerak atau berberteriak.
Wew,
agak horor ya. Tapi sebenarnya saya kurang puas dengan jawaban itu, hingga
akhirnya saya berusaha mencari informasi lebih banyak mengenai kejadian aneh
yang saya alami. Setelah dihimpun dari beberapa sumber saya mendapatkan fakta tentang
tindihan yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Cekidot guys :)
Tindihan atau para peneliti lebih sering
menyebutnya dengan Sleep Paralysis
(SP) atau kelumpuhan tidur merujuk
pada keadaan ketidakmampuan bergerak ketika sedang tidur ataupun ketika bangun tidur. Seseorang
yang mengalami kelumpuhan tidur biasanya akan mengalami masalah untuk
menggerakkan anggota badan, tidak bisa mengeluarkan suara dan sebagainya. Kelumpuhan tidur
biasanya juga disertai dengan halusinasi seram atau mimpi buruk. Menurut
survey Gallup tahun 1992, hampir semua orang dewasa mengalami Sleep Paralysis, paling tidak dua tahun
sekali. Jadi fenomena ini bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Usaha untuk
menelitinya telah berlangsung sejak tahun 1950an, namun baru benar-benar bisa
dipahami ketika para peneliti mulai mengerti hubungan antara kondisi REM (Rapid eye movement) dengan mimpi.
Apa
itu REM?
Ketika kita tidur, kita akan memasuki
beberapa tahapan tertentu. Memang ada banyak, namun kita hanya akan melihat dua
tahapan besarnya, yaitu Non REM dan REM. Ketika kita tidur, 80 menit pertama,
kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit REM. Siklus 90 menit ini berulang
sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non REM, tubuh kita menghasilkan
beberapa gerakan minor dan mata kita bergerak-gerak kecil. Ketika kita masuk ke
kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan
pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (Rapid
eye movement - REM). Dalam kondisi inilah mimpi kita tercipta dengan jelas
dan kita bisa melihat objek-objek di dalam mimpi. Dr.Max Hirshkowitz, direktur
Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center di Houston
mengatakan kalau Sleep Paralysis
muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang
dalam (REM dreaming Sleep) dan
kondisi sadar. Selama REM dreaming sleep,
otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak
bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut
REM Atonia. "Kadang, otak kita tidak mengakhiri mimpi atau lumpuh kita
dengan sempurna ketika terbangun. Ini bisa menjelaskan mengapa tubuh kita
menjadi kaku." Menurut hasil penelitiannya, Dr.Hirshkowitz menyimpulkan
kalau efek ini hanya berlangsung selama beberapa detik hingga paling lama satu
menit. Namun, bagi korban, sepertinya pengalaman ini berlangsung sangat lama.
Dalam
kondisi apakah Sleep Paralysis biasa
muncul?
Beberapa penelitian menunjukkan adanya
kondisi tertentu dimana kemungkinan mengalami Sleep Paralysis akan menjadi lebih tinggi bagi seseorang. Perlu diketahui juga, sleep
paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam
posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan
hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi
tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.. Lalu,
fenomena ini lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami kelelahan yang
berlebihan atau mereka yang jadwal tidur normalnya terganggu. Dan luar
biasanya, mereka yang biasa minum obat penenang akan menjadi lebih sering
mengalaminya (Ironis bukan?)
Bagaimana
kita menghindari Sleep Paralysis?
Ini ada beberapa tips yang dihasilkan
dari penelitian klinis, yaitu:
Tidurlah yang cukup dan teratur
Kurangi Stress
Berolahragalah secara teratur
Dengan kata lain, gaya hidup sehat! Tapi
yang terpenting dari semuanya adalah, Jika kalian terlanjur mengalami ini,
tidak perlu takut, karena fenomena ini hanya berlangsung sesaat dan akan segera
berlalu. Usahakan tetap tenang, tarik nafas perlahan dan usahakan untuk tidak
panik dan melawan, karena hal-hal seperti itu hanya akan menimbulkan kelelahan
yang amat sangat pada saat kita terbangun nanti. Cukup gerak-gerakkan saja
kepala dan ujung-ujung tangan serta kaki dengan perlahan sambil tetap menarik
nafas panjang dan dalam. Lagi pula ‘tindihan’ ini tidak berlangsung lama, hanya
sekita beberapa detik hingga satu menit saja sampai tubuk benar-benar siap
untuk terjaga.
Akan tetapi jika terlalu sering mengalami
Sleep Paralysis maka hal ini tidak bias
dianggap remeh. Meski biasa terjadi, gangguan
tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertandanarcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa
tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.
Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini,
sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan
membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu.
Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.
Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh.
Jika sudah menimbulkan sleep paralysis,
kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan
tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam. Nah, jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya
segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih
lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah
berlangsung berapa lama. Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu
ketika memeriksakan diri ke dokter.
Semoga Bermanfaat, Happy Blogging :)
Sumber:
http://pratama-ramdhani024.blogspot.com/2011/12/apa-itu-sleep-paralysis.html
http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/03/memahami-fenomena-sleep-paralysis.html
http://jakartasleepclinic.wordpress.com/2013/03/17/tindihan-atau-sleep-paralysis-sebuah-gangguan-tidur/
http://en.wikipedia.org/wiki/Sleep_paralysis
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/21/1407118/misteri.di.balik.tindihan
http://andhikalady.blogspot.com/2012/04/cerita-pengalaman-sleep-paralysis.html
http://theladybug.tumblr.com/post/1986138239
http://icalleditlove.wordpress.com/2012/11/20/apa-itu-sleep-paralysis/
0 comments:
Post a Comment