Search

Showing posts with label Health. Show all posts
Showing posts with label Health. Show all posts

Saturday, 10 January 2015

Hampir semua wanita setiap bulan pasti mengalami menstruasi dan pastinya selalu menggunakan yang namanya pembalut. Akan tetapi banyak yang tidak mengetahui jenis pembalut seperti apa yang mereka gunakan. Wanita lebih mengenal merk dan harga pembalut yang mereka gunakan tanpa mengetahui seberapa besar resiko yang akan mereka hadapi. Pembalut wanita adalah produk sekali pakai, karena itulah para produsen terkadang sering mendaur ulang bahan baku kertas bekas dan pulp kemudian menjadikannya bahan dasar pembuatan pembalut wanita untuk menghemat biaya produksi. Bahan bakunya yang dipakai tersebut mulai dari kertas koran, kardus, karton bekas, pasti penuh dengan bakteri dan kuman-kuman, serta bermacam pewarna sintetis, dan berbau. Dalam proses daur ulang pastinya banyak bahan-bahan kimia mengandung khlor yang digunakan untuk proses pemutihan bahan baku, untuk proses sterilisasi kuman-kuman serta untuk menghilangkan bau pada bahan baku hasil daur ulang. Proses pemutihan tersebut akhirnya menimbulkan senyawa baru yang dinamakan dioxin yang bisa menjadikan pembalut wanita berbahaya.

Pada proses menstruasi, apabila darah haid jatuh keatas permukaan pembalut wanita, zat dioxin pada pembalut wanita akan dilepaskan melalui proses penguapan. Yang pertama pasti akan mengenai permukaan vagina/vulva, kemudian diserap ke dalam rahim melalui saluran serviks, kemudian masuk ke dalam uterus, kemudian melewati Fallopian tubes, dan berakhir di ovary/rahim. Meski belum ada data yang akurat mengenai pembalut wanita berbahaya yang mengandung zat dioksin, namun para wanita diminta waspada jika mau mencegah diri tidak terkena kanker serviks.

Pembalut wanita berkualitas buruk disinyalir sebagai penyebab utama kanker mulut rahim di Indonesia. Para wanita, berhati-hatilah dengan pembalut Anda, periksa kualitas pembalut yang biasa Anda pakai! Menurut World Health Organization, Indonesia merupakan negara dengan penderita kanker serviks nomor 1 di dunia dan 62% nya diakibatkan oleh penggunaan pembalut yang kurang berkualitas. Sebagai sampel, di RS Cipto Mangunkusumo ada 400 pasien kanker serviks baru setiap tahunnya dan persentase kematian akibat kanker serviks sekitar 66%.

Mengapa wanita mudah terinfeksi bakteri ?
Menurut penelitian terdapat sebanyak 107 bakteri per milimeter persegi ditemukan di atas pembalut wanita biasa, kondisi inilah yang membuat pembalut biasa menjadi sumber sarang pertumbuhan bakteri merugikan, meski pembalut biasa hanya dipakai selama 2 jam saja. Bayangkan banyaknya bakteri pada permukaan seluas pembalut, apalagi jika dipakai lebih dari 2 jam. Perlu diketahui untuk para wanita, kemungkinan seorang wanita dewasa terjangkit infeksi vagina adalah 83%. Berarti dari 10 wanita ada 8 wanita yang mengalami infeksi vagina, 62% dari statistik tersebut disebabkan oleh pemakaian pembalut berkualitas buruk. Jika seorang wanita mulai terjangkit infeksi vagina sejak usia 20 tahun, sedikitnya dibutuhkan 6 tahun dalam hidupnya hanya untuk proses pengobatan dan perawatan infeksi vagina.

Pembalut seperti apa yang biasa Anda pakai?
Kebanyakan wanita tidak pernah tahu tentang pembalut yang biasa mereka beli dan pakai selama ini. Dan mereka tidak pernah curiga dan tidak pernah mencoba merobek atau mengamati bahan pembalut yang biasa mereka pakai. Faktor harga yang murah dan nyaman dipakai adalah pertimbangan kebanyakan wanita dalam membeli pembalut yang ada dipasaran, tanpa mengetahui sedikitpun resiko kesehatan dari pemakaian pembalut yang mereka pilih.

Pembalut wanita, termasuk klasifikasi produk sekali pakai. Karena itulah para produsen pembalut biasa kerap mendaur ulang bahan sampah kertas bekas dan menjadikan sampah kertas bekas ini menjadi bahan dasar untuk menghemat biaya produksi. Dalam proses daur ulang sampah kertas bekas ini, tentu banyak menggunakan bahan-bahan kimia untuk proses pemutihan kembali, menghilangkan bau sampah kertas bekas dan proses sterilisasi bakteri yang terdapat pada sampah kertas bekas. Kertas daur ulang yang telah diproses dengan bahan kimia inilah yang kemudian dibungkus rapi dan siap dipasarkan sebagai pembalut biasa yang kita temukan dipasaran.
Para wanita membelinya dengan harga murah dan menggunakan tanpa perasaan was-was, namun berpotensi buruk bagi kesehatan mereka.

Bagaimana pembalut bisa memperburuk kesehatan wanita dari pemakaian pembalut biasa ?
Ketika sedang haid dan memakai pembalut biasa berkualitas buruk, tanpa disadari cairan darah yang sudah diserap oleh pembalut biasa akan bercampur dengan kimia dan bahan tidak steril yang terkandung dalam bahan pembalut. Dan saat seorang wanita duduk tanpa disadari cairan kotor dari pembalut akan keluar kembali karena terkena tekanan dan naik ke atas dan masuk kembali ke organ kewanitaan. Hal ini yang akan menyebabkan infeksi.

Sekarang ini banyak sekali pilihan pembalut wanita dengan keunggulannya masing-masing. Tapi tahukah kita bagaimana memilih pembalut yang aman? Berikut cara memilih pembalut yang aman bagi kesehatan organ reproduksi:
  • Pilihlah pembalut dengan daya serap yang tinggi
  • Pilihlah pembalut yang tidak lembab pada permukaannya ketika dipakai
  • Pembalut harus nyaman dipakai agar tidak mengganggu aktivitas
  • Pilihlah pembalut yang tidak mempunyai aroma tertentu
  • Saat membeli pembalut, pastikan kemasan dalam keadaan baik dan tertutup rapat dan ada exp date-nya
  • Pilih pembalut dari bahan sangat lembut dan lentur.  Ini akan mengurangi faktor iritasi pada daerah kulit vagina
  • Pastikan pembalut bukan terbuat dari kertas daur ulang (pulp).

Selain memilih pembalut ada baiknya pula kita mengerti hal-hal penting apa saja yang harus diketahui dalam merawat kesehatan organ intim kita selama haid :
  • Mengganti pembalut sesering mungkin (kurang lebih 3 jam sekali) terutama pas haid sedang banyak-banyaknya. Karena pembalut yang terlambat diganti bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit terutama yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Keduanya akan tumbuh subur di tempat-tempat yang lembab.
  • Saat membersihkan diri, basuhlah dengan air bersih dari arah depan ke belakang. Jika dari arah sebaliknya malah justru bisa memindahkan bakteri yang banyak bersarang di anus ke wilayah organ reprduksi kita, akibatnya bisa timbul gatal-gatal.
  • Hindari celana dalam yang terlalu ketat. Soalnya keketatan semacam ini akan menekan otot luar organ intim dan menciptakan suasana lembab. Lebih baik pakailah celana dalam yang tidak ketat dan berbahan katun yang mudah menyerap keringat. Hindari pula celana jins yang terlalu ketat di daerah selangkangan.
  • Ketika berada di toilet umum, jangan gunakan air di ember atau penampungan untuk membersihkan. Gunakan saja air dari keran yang mengalir, ini akan lebih aman. Karena menurut penelitian air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans penyebab keputihan. Sedangkan air yang mengalir dalam keran mengandung kurang lebih 10-20%.
  • Jangan keseringan memakai cairan pembersih organ intim (anti bakteri), sebab penggunaan secara rutin malah mengganggu keseimbangan flora di sekitar alat kelamin, juga bisa membunuh mikroba “baik” dan memicu tumbuhnya jamur.
  • Sebagai pilihan lain, kini sudah banyak hadir pembalut kain modern. Pembalut wanita ini bisa dicuci dan dipergunakan kembali yang biasa disebut reusable / washable menspad. Walaupun terbuat dari kain, namun bukan sembarang kain lho, nama bahan penyerap cairan ini yaitu microfiber, sedangkan lapisan kain yang menyentuh permukaan kulit dibuat dari bahan microfleece yang menjadikan kulit senantiasa kering dan tidak lembab.

Bagaimana cara mengetahui kualitas pembalut?
Tumpahkan 35 – 50 ml/cc air pada permukaan pembalut. Diamkan beberapa saat sampai air meresap lalu tekan selembar tissue yang di taruh pada permukaan pembalut. Ini adalah posisi saat wanita duduk, ada tekanan pada pembalut. Apa yang terjadi? Apakah tissue menjadi basah? Kalau tissue anda basah, ini menandakan daya serap pada pembalut tersebut kurang baik. Siapkan setengah gelas air putih, usahakan gunakan gelas yang bening atau transparan dan alat pengaduk. Sobek pembalut anda dan ambil bagian inti di dalamnya (bahan penyerap, kapas). Masukkan ke dalam gelas berisi air sebagian dari bagian inti pembalut anda, lalu aduk.

Apa yang anda lihat? Apakah bagian inti pembalut tersebut hancur, seperti pulp kertas dan air berubah menjadi keruh? Kalau jawabannya iya, ini menandakan pembalut tersebut menggunakan bahan yang kurang berkualitas, kertas daur ulang. Coba anda bayangkan setiap bulan selalu menggunakan pembalut yang terbuat dari kertas daur ulang, bahan kurang berkualitas dengan proses pembuatan menggunakan bahan kimia yang berbahaya! Para wanita berhati-hatilah, pilihlah pembalut yang berkualitas!

Semoga bermanfaat, Happy Blogging ^_^









Sumber:
http://cetronews.blogspot.com/2014/10/mengungkap-fakta-dibalik-pembalut-para.html
http://pondokibu.com/tips-memilih-pembalut-yang-sehat-dan-perawatan-diri-saat-haid.html
http://pembalutwanitanatesh.com/cara-mengetahui-pembalut-wanita-yang-berbahaya.html

>>Read More

Friday, 5 December 2014

Setelah hampir satu bulan vacum akibat balada mahasiswa tingkat akhir, sekarang akhirnya saya bisa mencuri sedikit waktu untuk menulis kembali :’D
Mungkin sebelumnya saya ingin sedikit curcol mengenai penderitaan saya sebagai mahasiswa tingkat akhir. Mahasiswa tingkat akhir, ya mungkin itu sejenis julukan yang harus dibanggakan dan segera diakhiri. Tugas akhir baik itu Karya Tulis, Skripsi dan lain sebagainya akan menghantui kalian, ditambah Praktek Lapangan serta berbagai laporan yang merengek minta dikerjakan. Sebagian dari tugas itu akan membuat tubuh anda melakukan aktifitas yang monoton seharian penuh. Dari pagi sampai sore menyambut anda harus duduk manis memandangi komputer dengan posisi yang hanya bisa dirubah sekian centimetre tiap jam nya. Capek, pegal, lelah tentu saja hal yang biasa, untuk menghilangkan rasa pegal kebanyakan orang termasuk saya sendiri terbiasa meregangkan dan meremas jari tangan hingga berbunyi ‘ctek-ctek’. Bukan hanya jari tangan, orang-orang juga sering meregangkan ketegangan otot dengan menggoyangkan pinggang atau mematahkan leher hingga menimbulkan bunyi 'kretek-kretek'. Banyak yang bilang bahwa kebiasaan ini dapat menghilangkan stres, rasa lelah, dan menciptakan rasa nyaman bagi yang melakukannya, ada pula yang mengatakan bahwa kebiasaan ini seperti terapi pijat dalam skala yang lebih kecil. Bagi Anda yang sudah sering melakukannya, mungkin kebiasaan ini sudah Anda lakukan tanpa disadari lagi. Semua kebiasaan itu memang membuat tubuh merasa lebih baik, namun apakah hal tersebut baik dan tidak berbahaya jika dilakukan secara terus menerus?

Pertama-tama mari kita bahas kenapa sendi bisa berbunyi “kretek-kretek”?
Kedua ujung tulang pada sendi yang bergerak di selimuti cairan Synovial, yaitu pelumas bening dan tebal yang bertugas melumasi sendi agar bisa bergerak bebas. Cairan Synovial ini mengandung gas Karbondioksida (CO2). Jika tidak ada cairan ini, maka sendi kita akan susah bergerak karena tak ada pelumas. Saat kita mematahkan buku-buku jari kita, sebenarnya kita mendorong sendi keluar dari posisi normalnya dan mengembalikan lagi ke posisi awal. Disaat sendi berubah posisi, volume ruang pada sendipun bertambah. Karena meningkatnya volume ruang inilah tekanan di dalamnya pun menurun, begitu pula tekanan cairan Synovial. Saat tekanan cairan Synovial turun, gelembung CO2 didalamnya meningkat drastis hingga pada puncaknya meletup. Inilah kenapa sendi jari kita berbunyi 'ctek'. Setelah di 'ctek-ctek' sendi memang terasa lebih luwes bergerak, itu karena organ Golgi Tendon (sekumpulan syaraf ujung yang mengatur indra gerak manusia) akan berstimulasi dan otot- otot disekitarnya mengendur, inilah alasan yang sering membuat kita ketagihan untuk melakukan aktifitas yang menimbulkan bunyi ‘ctek-ctek’ pada sandi kita.

Nah, berbahayakah kebiasaan ‘ctek-ctek’ pada jari tangan?
Dr. Rachel Vreeman, asisten professor dari ahli pediatric di Indiana University School of Medicine mengatakan dalam penelitiannya tentang fungsi tangan pada orang dengan dan tanpa radang sendi, bahwa mereka yang menderita arthritis cenderung tidak memiliki kebiasaan suka membunyikan ruas jarinya. Dalam kata lain, tampaknya kebiasaan ini bukanlah penyebab dari kondisi radang sendi tangan. Sebuah penelitian melibatkan 300 orang yang telah membunyikan buku jarinya selama 35 tahun. Memang, hasilnya tidak ada kasus artritis pada tangan mereka. Namun, efek lainnya adalah mereka memiliki sendi yang membesar, tangan mereka menjadi lebih lemah, berkurang seperempat dari kekuatan tangan yang seharusanya.

Menurut Anatomy and Physology Instruttors Cooperative, kebiasaan ini bisa menyebabkan kerusakan jaringan lembut pada pembungkus cairan sendi dan menyebabkan meurunnya kekuatan genggaman. Hal ini bisa mempengaruhi aktivitas yang mengandalkan jari tangan seperti menggenggam. Energi yang hilang dalam sendi sangat rendah, hanya sekitar 7% dari yang diperlukan untuk merusak tulang. Tetapi, bila terlalu sering melakukannya, bisa dihitung sendiri dan hasilnya tentu sangat berbahaya. Jadi, membunyikan buku jari tangan dan persendian tulang lainnya akan terasa saat kita tua nanti, 35 hingga 40 tahun mendatang
Jadi mulai sekarang, ayo kita tinggalkan kebiasaan buruk tersebut.

Semoga bermanfaat, Happy blogging ^_^




Sumber:
http://cetronews.blogspot.com/2014/10/jangan-biasakan-ctek-ctek-jari-tangan.html
http://www.apakabardunia.com/2012/06/mengapa-membunyikan-leher-dan-buku-jari.html
http://www.gigisehatbadansehat.com/2012/01/tentang-kebiasaan-membunyikan-ruas-jari_11.html


>>Read More

Monday, 4 August 2014

Penuaan adalah proses yang pasti dialami oleh setiap orang. Salah satu tanda penuaan pada rambut adalah timbulnya uban. Rambut putih alias uban biasanya identik dengan rambut kakek dan nenek. Semua orang tentunya mengharapkan uban atau rambut putih muncul ketika sudah menginjak usia lanjut. Tapi uban tak selalu berkaitan dengan usia, karena banyak juga orang yang masih muda sudah ubanan. Nah hal ini tentu saja akan membuat risih dan mengganggu penampilan yang kemudian akan memicu kita untuk mencabutnya. Tapi tahukah anda ternyata mencabut uban dapat menimbulkan hal yang merugikan kesehatan?

Bagi kalian yang punya kebiasaan mencabut uban, sepertinya harus mulai menyadari kebiasaan itu tidak hanya dapat menghilangkan uban akan tetapi juga dapat membahayakan kulit kepala anda dan yang lebih parah dapat juga membahayakan saraf kepala. Mencabut uban bisa mengakibatkan terganggunya sel-sel saraf kulit kepala. Seperti diungkapkan Dermatologi, dr Fermanina Santoso, di bawah lapisan kulit kepala terdapat banyak sel yang bisa terganggu jika rambut dicabut. Nah jika Anda terlalu sering mencabutnya, tidak menutup kemungkinan pertumbuhan rambut akan terhambat. Kebiasaan mencabut uban akan mengganggu saraf, sehingga sinyal saraf untuk memproduksi warna rambut akan terganggu. “Pertumbuhan dan warna rambut akan terganggu karena mencabut uban,” paparnya.

Pertumbuhan rambut terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pertumbuhan atau anagen yang membutuhkan sekitar 2 – 6 tahun. Tahap kedua ada kotagen yang pertumbuhannya selama 3-6 minggu, dan yang ketiga ada tahap telogen, yaitu masa ketika rambut telah tumbuh dan terus memanjang dan akhirnya rontok. Setelah melewati tiga tahapan itu, rambut memulai kembali fase pertumbuhannya, dan terus berulang. Tidak hanya menggangu pertumbuhan rambut saja, pengaruh mencabut rambut putih juga bisa jadi penyebab terjadinya sakit kepala. “Mencabut uban juga bisa mengakibatkan sering pusing. Selain itu, rambut juga tidak bisa tumbuh karena folikel rusak,”imbuhnya. Uban sama seperti rambut hitam biasa yang akan mengalami proses kerontokan. Jadi bila didiamkan akan rontok dengan sendirinya karena itu adalah proses alami, dan untuk itu sebaiknya tidak mencabut rambut atau uban dengan paksa demi kesehatan kulit kepala dan rambut.

Uban merupakan tanda-tanda penuaan yang wajar dan alami, namun bagaimana jika uban dialami oleh orang yang masih muda? Pernahkah kalian bertemu dengan seseorang yang usianya masih tergolong muda, yaitu sekitar 20-an, tapi rambutnya sudah tumbuh uban di sana-sini. Bisa jadi, kalian juga mengalami hal yang sama. Padahal usia Anda masih 30-an, masih tergolong relatif muda untuk beruban kan? Secara medis, uban sebetulnya tidak
mengganggu kesehatan tubuh. Namun, akan sedikit menganggu penampilan.

Penuaan dini pada rambut terjadi karena berbagai faktor. Misalnya, faktor genetik, pemakaian zat kimia tertentu, shampoo yang mengandung sulfur atau menderita penyakit kekurangan darah (anemia pernisiosa). Namun Anda tak perlu khawatir, sebelum uban itu muncul ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.
Mencegah Stres
Tekanan yang sering dialami remaja pada zaman modern seperti ini merupakan salah satu penyebab munculnya uban. Hal ini disebabkan karena tekanan dari pelajaran yang mereka pelajari di sekolah. Stres merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya penuaan pada rambut. Oleh karena itu, dengan lebih bersantai dan rileks, Anda dapat mencegah timbulnya uban sebelum waktunya.

Menjaga Kebersihan Kulit Kepala
Riset yang dilakukan oleh dermatologis dunia menunjukan bahwa ketombe juga merupakan salah satu penyebab timbulnya uban. Gunakan sampo anti ketombe atau perasan jeruk lemon sebagai alternatif pilihan yang alami untuk menghilangkan ketombe.

Mengatur Pola Makan
Malnutrisi adalah salah satu penyebab timbulnya uban atau penuaan dini pada rambut. Diet secara berlebihan mengakibatkan kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini mengakibatkan tubuh dan rambut mengalami penuaan sebelum waktunya. Oleh karena itu, aturlah pola makan dengan baik dan seimbang untuk mencegah penuaan dini pada rambut dan tubuh Anda.

Mengkonsumsi Makanan yang Kaya Akan Zat Besi
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan munculnya uban. Zat besi membantu tubuh memproduksi melanin yang dapat memberi zat warna pada rambut. Konsumsilah seafood, terutama kepiting, bayam, lemon dan jamur yang memiliki kandungan zat besi yang tinggi.

Lakukan Perawatan yang Teratur pada Rambut
Lakukan perawatan pada rambut untuk mencegah terjadinya penuaan dini pada rambut. Usapkan campuran labu dan coconut oil selama kurang lebih satu jam pada rambut, lalu bilas. Lakukan secara teratur agar mencegah terjadinya penuaan dini atau tumbuhnya uban pada rambut indah Anda.

Semoga bermanfaat, happy blogging :)




Sumber:
http://meetdoctor.com/article/penyebab-tumbuhnya-rambut-uban#
http://wolipop.detik.com/read/2012/11/24/131251/2100149/234/cara-mengatasi-rambut-beruban-saat-usia-masih-muda
http://cara-kamu.blogspot.com/2014/01/11-cara-merawat-rambut-beruban-di-usia.html


>>Read More

Sunday, 3 August 2014

Terinspirasi dari sebuah tulisan di salah satu majalah, saya tertarik untuk membahas lebih jauh mengenai fenomena menguap. Menguap disini maksudnya bukan perubahan zat dari cair menjadi gas melainkan menguap yang dalam bahasa inggris kita sebut dengan “yawn”. Ngerti kan? Yang gak ngerti ambil kamus dulu deh, hehehe :p
Apakah Anda pernah melihat seseorang yang menguap, kemudian secara tak sengaja ikut menguap juga? Jika iya, tentunya Anda sepakat dengan kemungkinan bahwa menguap seringkali bisa menular dari satu orang ke orang lain. Saya adalah orang yang sangat mudah tertulari “penyakit” menguap, terutama ketika sedang belajar di kampus. Pada suatu pagi yang cerah, dengan keadaan sehat secara lahir dan bathin, kondisi tubuh fit dan mood sedang normal dengan serius saya memperhatikan penjelasan dosen yang lebih mirip dengan nyanyian nina bobo (pak dosen maafkan mahasiswa mu yang imut ini). Meskipun atmosfer mengantuk sudah mengelilingi kelas, tapi iman saya tidak goyah mata saya masih melotot memandangi slide. Sampai suatu ketika teman disamping saya melakukan aktivitas yang sungguh sangat tidak layak untuk saya saksikan. Yakk dia menguap, menguap begitu saja didepan mata kepala saya sendiri. Hingga akhirnya beberapa menit kemudian saya sukses tertular menguap, beberapa saat kemudian beberapa teman juga ikut menguap. Lah ini kok semua pada ikutan nguap, akan kah di kelas kami terjadi fenomena menguap masal? :v
Dari kejadian tersebut saya mulai menarik kesimpulan, ternyata menguap tidak selalu disebabkan oleh rasa kantuk dan menguap itu menular! Nah, apakah yang menyebabkan menguap bisa menular? Let’s find out..!!!

Mengapa kita menguap?
Menguap merupakan sebuah refleks dimana kita merenggangkan rahang dengan membuka lebar-lebar mulut dan dengan menarik napas dalam-dalam, serta diikuti dengan mengeluarkan napas pendek. Alasan mengapa kita menguap sendiri masih menjadi misteri yang memiliki banyak teori namun sedikit yang terbukti secara nyata, tapi tidak berarti belum ada penjelasan terkait hal ini. Menguap sendiri tidak hanya dilakukan pada saat kita baru bangun pagi ataupun mengantuk, hal ini juga kemungkin besar dapat terjadi saat kita melihat orang lain menguap. Hal ini juga terlihat pada binatang dan dikatakan bayi dalam janin saja dapat menguap. Ada sebuah teori mengatakan kita menguap karena kita kekurangan oksigen dan dengan menguap maka banyaknya oksigen yang masuk akan membuat kita lebih sadar. Teori yang masuk akal bukan? Namun itu hanyalah mitos dan tidak benar. Masih banyak lagi teori seputar hal ini dimulai dari karena bosan, hingga tubuh yang berusaha membuat paru-paru tetap sehat, namun yang paling baru dan cukup dipercaya adalah berikut ini.
Berdasarkan sebuah hipotesis, alasan sebenarnya adalah karena itu bertindak sebagai pendingin, ini berdasarkan sebuah percobaan kompres panas dan kompres dingin. Mereka yang meletakkan kompres panas di kepala mereka menguap sebanyak 41% kali dibandingkan mereka yang meletakkan kompres dingin hanya 9%. Hipotesis tersebut menyebutkan bahwa otak manusia lebih cepat panas dibandingkan organ lainya, dengan menguap maka udara yang masuk akan membuat tubuh kita mengalami sebuah proses alamiah yang mendorong alur darah ke kepala dan pergantian udara saat kita menarik napas dan mengelauarkannya kembali akan mengubah temperatur aliran darah tersebut menjadi lebih dingin.

Kenapa menguap bisa menular?
Tanpa disadari seringkali saat melihat orang lain menguap akan ikut-ikutan menguap. Bukan karena latah kalau yang melihat ikutan menguap, karena menguap memang bisa menular. Sebuah studi menemukan bahwa saat ditunjukkan video orang lain menguap, sekitar 50% partisipan juga ikut menguap. Uniknya adalah ini juga terjadi pada binatang seperti monyet,baboon, dan yang paling mengagumkan adalah anjing, mereka ditemukan dapat menguap saat mendengar majikan mereka juga menguap.

Selama ini peneliti percaya bahwa orang yang mudah tertular menguap adalah orang yang memiliki empati tinggi. Namun peneliti membantah hal tersebut. Mereka berkeyakinan bahwa orang yang tertular saat melihat orang lain menguap sebenarnya memiliki gelombang emosi yang sama dengan orang tersebut. Peneliti mendokumentasikan dengan baik ketika seseorang merespon dengan cara melihat, mendengar, atau memikirkan tentang orang yang menguap. Menguap yang seperti ini sangat berbeda dengan yang spontan akibat terlalu lelah atau bosan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa menguap yang menular tak berkaitan dengan empati, rasa lelah, energi, dan kecenderungannya menurun dengan bertambahnya usia. Hasil ini didapatkan peneliti setelah mereka mengamati 328 orang sehat yang menguap ketika melihat video orang menguap berdurasi tiga menit. Beberapa partisipan diketahui lebih mudah tertular dan ikut menguap dibandingkan dengan partisipan lainnya, seperti dilansir oleh Health Day News (14/03).

Peneliti menemukan bahwa usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk tertular menguap atau tidak. Orang yang lebih tua biasanya lebih sulit untuk tertular ketika melihat orang menguap. Namun usia hanya mempengaruhi sekitar delapan persen kecenderungan orang untuk menguap. "Penelitian ini mengungkap bahwa menguap yang menular sama sekali tak berkaitan dengan empati," ungkap Elizabeth Cirulli dari Duke University School of Medicine. Peneliti juga menemukan bahwa orang yang memiliki autisme dan schizophrenia memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk tertular ketika melihat orang menguap. Sejauh ini mereka mengetahui bahwa menguap berkaitan dengan gelombang emosi yang setara dengan orang lain serta dipengaruhi oleh faktor usia.

Penyebab lain menularnya menguap karena aktifnya sistem saraf cermin (mirror neurons system) yaitu neuron yang terletak di bagian depan setiap belahan otak vertebrata tertentu. Ketika menerima stimulus (rangsangan) dari spesies yang sama, maka spesies tersebut juga akan mengaktifkan daerah yang sama di otak. Hal inilah yang menyebabkan seseorang akan menguap jika melihat oang lain menguap. Sistem saraf cermin ini bertindak sebagai penggerak untuk meniru dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran manusia. Karenanya menguap sering dianggap sebagai cabang dari impuls (gerakan) tiruan yang sama. Jika pusat dari sistem neuron cermin tidak aktif saat melihat seseorang menguap, maka hal ini tidak akan memiliki hubungan dengan keinginan merespons untuk menguap. Semakin kuat seseorang ingin menguap, maka semakin kuat aktivasi dari bagian otak periamygdalar kiri. Hasil temuan ini merupakan tanda neurofisiologis pertama yang mengungkapkan bahwa menguap bisa menular. Daerah periamygdalar adalah zona yang terletak di samping amigdala dan struktur bentuknya seperti kacang almond yang terletak jauh di dalam otak. Aktivasi beberapa bahan kimia yang ditemukan di otak, misalnya, serotonin, dopamin, glutamin, asam glutamat dan oksida nitrat, dapat pula meningkatkan frekuensi menguap. Sedangkan beberapa bahan kimia lain seperti endorfin justru bisa mengurangi frekuensi menguap. Beberapa studi menunjukkan manfaat dari menguap yaitu dapat menstabilkan tekanan di kedua sisi gendang telinga atau mirip dengan peregangan, melenturkan otot dan sendi pada tubuh serta meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung.

Menguap merupakan hal alami yang wajar, meskipun beberapa studi mengatakan menguap memiliki beberapa manfaat tapi jangan keterusan dan keseringan menguap terlebih lagi di tempat umum, menguap harus pakai etika. Belum lagi kalau punya masalah dengan bau mulut :v
Nah, saya punya tips nih untuk teman-teman yang mau jalan sama gebetannya. Pastikan kalian dalam kondisi fit alias tidak mengantuk, karena hal tersebut akan sangat berbahaya. Bukannya makan bareng atau nonton bareng tapi jadinya malah nguap bareng :v

Semoga bermanfaat, happy blogging :)





Sumber:
http://www.yohanessurya.com/activities.php?pid=20201&id=103
http://www.merdeka.com/sehat/kenapa-menguap-seringkali-menular.html
http://health.detik.com/read/2010/04/08/133543/1334604/766/menguap-bisa-menular
http://www.tahupedia.com/content/show/324/Mengapa-Kita-Menguap-dan-Mengapa-itu-Menular
>>Read More

Saturday, 24 May 2014

Hallo sobat, setelah lama menghilang tanpa jejak saya kembali untuk menceritakan sebuah cerita yang akan membuat sobat sekalian bercerita kepada teman-teman dan orang disekeliling anda bahwa cerita ini adalah sebuah cerita yang patut diceritakan. Hahahaha #apasih

Yap daripada makin ngelantur saya langsung masuk ke pokok pembicaraan. Jadi ceritanya begini, kemarin sekitar jam 2 subuh (maklum mahasiswa, kalo ga ngalong ga keren) saya berhasil menyelesaikan sebuah mandat besar dari dosen (sebut saja itu tugas). Berhubung badan sudah lelah maksimal dan mata sudah 5 watt saya bergegas menuju tempat tidur. Tanpa basa basi saya segera terlelap, setelah tertidur beberapa saat saya tiba-tiba terbangun. Tapi ini bukan bangun tidur yang biasa, saya sadar, saya bangun, mata saya terbuka tapi badan saya tidak bisa bergerak sama sekali seperti diikat, seperti ada yang memegang badan saya dengan erat. Saya mencoba berteriak tapi hasilnya nihil, mulut tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Saya berusaha sekuat tenaga untuk menggerakkan badan tapi sekali lagi hasilnya nihil. Mencoba menggerakkan jari kaki dan tangan tapi sekali lagi dan lagi hasilnya nihil, badan seolah lumpuh total. Percaya atau ga percaya rasanya itu ga enak banget. Setelah lelah berusaha menggerakkan badan dan berteriak akhirnya saya berhasil sadar 100% dengan sendirinya. Saya segera bangun, ada perasaan takut untuk tidur kembali. Namun rasa takut itu dikalahkan oleh rasa kantuk yang luar biasa. Akhirnya saya tertidur kembali dan syukurnya saya tidak mengalami kejadian itu lagi. Paginya setelah bangun saya bercerita pada teman-teman saya tentang kejadian agak horor yang saya alami ketika tidur. Mereka berkata saya kena tindihan, Suatu kejadian yang lebih mengarah ke magis, seperti gangguan makhluk halus yang duduk diatas badan saya sehingga saya tidak bisa bergerak atau berberteriak.

Wew, agak horor ya. Tapi sebenarnya saya kurang puas dengan jawaban itu, hingga akhirnya saya berusaha mencari informasi lebih banyak mengenai kejadian aneh yang saya alami. Setelah dihimpun dari beberapa sumber saya mendapatkan fakta tentang tindihan yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Cekidot guys :)

Tindihan atau para peneliti lebih sering menyebutnya dengan Sleep Paralysis (SP) atau kelumpuhan tidur merujuk pada keadaan ketidakmampuan bergerak ketika sedang tidur ataupun ketika bangun tidur. Seseorang yang mengalami kelumpuhan tidur biasanya akan mengalami masalah untuk menggerakkan anggota badan, tidak bisa mengeluarkan suara dan sebagainya. Kelumpuhan tidur biasanya juga disertai dengan halusinasi seram atau mimpi buruk. Menurut survey Gallup tahun 1992, hampir semua orang dewasa mengalami Sleep Paralysis, paling tidak dua tahun sekali. Jadi fenomena ini bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Usaha untuk menelitinya telah berlangsung sejak tahun 1950an, namun baru benar-benar bisa dipahami ketika para peneliti mulai mengerti hubungan antara kondisi REM (Rapid eye movement) dengan mimpi.

Apa itu REM?
Ketika kita tidur, kita akan memasuki beberapa tahapan tertentu. Memang ada banyak, namun kita hanya akan melihat dua tahapan besarnya, yaitu Non REM dan REM. Ketika kita tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita bergerak-gerak kecil. Ketika kita masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (Rapid eye movement - REM). Dalam kondisi inilah mimpi kita tercipta dengan jelas dan kita bisa melihat objek-objek di dalam mimpi. Dr.Max Hirshkowitz, direktur Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center di Houston mengatakan kalau Sleep Paralysis muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang dalam (REM dreaming Sleep) dan kondisi sadar. Selama REM dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut REM Atonia. "Kadang, otak kita tidak mengakhiri mimpi atau lumpuh kita dengan sempurna ketika terbangun. Ini bisa menjelaskan mengapa tubuh kita menjadi kaku." Menurut hasil penelitiannya, Dr.Hirshkowitz menyimpulkan kalau efek ini hanya berlangsung selama beberapa detik hingga paling lama satu menit. Namun, bagi korban, sepertinya pengalaman ini berlangsung sangat lama.

Dalam kondisi apakah Sleep Paralysis biasa muncul?
Beberapa penelitian menunjukkan adanya kondisi tertentu dimana kemungkinan mengalami Sleep Paralysis akan menjadi lebih tinggi bagi seseorang. Perlu diketahui juga, sleep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.. Lalu, fenomena ini lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami kelelahan yang berlebihan atau mereka yang jadwal tidur normalnya terganggu. Dan luar biasanya, mereka yang biasa minum obat penenang akan menjadi lebih sering mengalaminya (Ironis bukan?)

Bagaimana kita menghindari Sleep Paralysis?
Ini ada beberapa tips yang dihasilkan dari penelitian klinis, yaitu:
Tidurlah yang cukup dan teratur
Kurangi Stress
Berolahragalah secara teratur
Dengan kata lain, gaya hidup sehat! Tapi yang terpenting dari semuanya adalah, Jika kalian terlanjur mengalami ini, tidak perlu takut, karena fenomena ini hanya berlangsung sesaat dan akan segera berlalu. Usahakan tetap tenang, tarik nafas perlahan dan usahakan untuk tidak panik dan melawan, karena hal-hal seperti itu hanya akan menimbulkan kelelahan yang amat sangat pada saat kita terbangun nanti. Cukup gerak-gerakkan saja kepala dan ujung-ujung tangan serta kaki dengan perlahan sambil tetap menarik nafas panjang dan dalam. Lagi pula ‘tindihan’ ini tidak berlangsung lama, hanya sekita beberapa detik hingga satu menit saja sampai tubuk benar-benar siap untuk terjaga.

Akan tetapi jika terlalu sering mengalami Sleep Paralysis maka hal ini tidak bias dianggap remeh. Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertandanarcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi. Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat. Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam. Nah, jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu ketika memeriksakan diri ke dokter.
Semoga Bermanfaat, Happy Blogging :)



Sumber:
http://pratama-ramdhani024.blogspot.com/2011/12/apa-itu-sleep-paralysis.html
http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/03/memahami-fenomena-sleep-paralysis.html
http://jakartasleepclinic.wordpress.com/2013/03/17/tindihan-atau-sleep-paralysis-sebuah-gangguan-tidur/
http://en.wikipedia.org/wiki/Sleep_paralysis      
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/21/1407118/misteri.di.balik.tindihan
http://andhikalady.blogspot.com/2012/04/cerita-pengalaman-sleep-paralysis.html
http://theladybug.tumblr.com/post/1986138239
http://icalleditlove.wordpress.com/2012/11/20/apa-itu-sleep-paralysis/
>>Read More

Wednesday, 5 March 2014

Hari kedua kuliah di semester 4 \(^o^)/
mata kuliah baru plus dosen baru, hehehe
Transfusi Darah, yak ini adalah salah satu mata kuliah baru di semester ini. Pertemuan pertama udah diajak bahas golongan darah sama Dosen, tapi ada yang seru nih pas lagi bahas materi ini. Ternyata oh ternyata Golongan darah ga cuma A, B, O, dan AB seperti yang telah kita ketahui bersama. Ada Newbie di dunia penggolongan darah, siapakah dia? Tengterenggg… Golongan Darah Oh (O Bombay). Golongan darah ini cukup asing di telinga kita, selain kasusnya memang baru beberapa tahun terakhir ini ditemukan golongan darah ini juga sangat jarang menampakkan diri. Berhubung saya penasaran dengan golongan darah ini dan berhubung sang dosen juga memberikan tugas untuk mencari informasi tentang "si Bombay", marilah kita ulas bersama-sama siapakah "si Bombay" itu sebenarnya.

>>Read More